Islam dan Adat dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Suku Bugis: Analisis Interaksionisme Simbolik
DOI:
https://doi.org/10.15642/alhukama.2020.10.2.349-371Keywords:
Islam and Custom, Marriage Tradition, Buginese Tribe, Symbolic InteractionismAbstract
This article is intended to examine the relationship between Islam and adat in the Bugis traditional wedding procession by using symbolic interactionism analysis. The procession of the Bugis traditional wedding tradition is divided into several parts, namely mappese-pese or mabbaja laleng which is interpreted as a process to find out whether the couple to be married has a fiance or not, this is intended as a form of caution not to propose to a woman who has been proposed. by other people. Madduta is done as a form of appreciation or love among humans. Mappettu ada is meant to reinforce the outcome of the conversation and is intended to elevate the position of women in the procession. Mappacci is meant to carry out the self-cleaning process by using several traditional instruments and using the Koran and praise to the Prophet in the form of reading barazanji as its main foundation and giving leko' is meant as a form of husband's responsibility in providing for his wife. This gives legitimacy that Islam and customs in the tradition of Bugis marriage go hand in hand or a form of acceptance of the Bugis community with Islamic values described in the traditions being carried out.
Downloads
References
Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukianti dan Karlinah, Siti. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Revisi Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Asmat, Riady Lamallongeng. Dinamika Perkawinan Adat dalam Masyarakat Bugis Bone. Makassar : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bone, 2007.
Berger, Artur Asa. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. terj. M. Dwi Mariyanto dan Sumarto. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004.
Hadi WM, Abdul. “Terjadinya Kekosongan Kultural di Tubuh Umat Islam”. Suara Muhammadiyah, 2006.
Haryanto, Sindung. Spektrum Teori Sosial dari Klasik Hingga Postmodern. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012.
Lukito, Ratno. Pergumulan Antara Hukum Islam dan Adat di Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1998.
Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2002.
Nonci. Upacara Adat Istiadat Masyarakat Bugis. Makassar: CV. Aksara, 2002.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: CV Rajawali.
Ritzer, George. Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh. Jakarta: Prenademedia Group, 2014.
Saprinah dkk, “Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Budaya Mappacci Pada Rangkaian Pelaksanaan Perkawinan Orang Bugis (Studi di Desa Biru Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombana), “ Jurnal Selami Ips, Vol. 3:47 Juni, 2018.
Seliana dkk. ”Makna Simbolik Mappasikarawa dalam pernikahan suku Bugis di Sebatik Nunukan,” Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 2:3 Juni, 2018.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya, 2004.
Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali.
Usriah, “Tradisi Kelakat Dalam Perkawinan Masyarakat Muslim Kelurahan Loloan Timur Kabupaten Jembrana Bali,” Jurnal Hukum dan Syariah, Vol. 1:1.
Wekke, Ismail Suardi, “Islam dan Adat Dalam Pernikahan Masyarakat Bugis di Papua Barat,” Jurnal Thaqafiyyat, Vol. 13:2 Desember 2012.
Widyawati, “Makna Tradisi Uang Panai Dalam Adat Pernikahan Suku Bugis di Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupatan Indragiri Hilir Provinsi Riau,” Jurnal JOM FISIP, Vol. 5:2 Desember, 2018.
Yansa, Hajra, dkk, “Uang Panai’ dan Status Sosial Perempuan dalam Perspektif Budaya Siri’ Pada Perkawinan Suku Bugis Makassar Sulawesi Selatan,” Jurnal Pena, Vol. 3:2. 534.
HR. Bukhari: 4746- Tentang Hukum Melamar Wanita Yang Sudah Dilamar, https://risalahmuslim.id/hukum-melamar-wanita-yang-sudah-dilamar/, akses 10 Desember 2020.
Keharmonisan Relasi Suku Bugis dan Suku Toraja, http://www.ugm.ac.id/id/berita/18152-keharmonisan-relasi-suku-bugis-dan-toraja, diakses Tanggal 28 Februari 2021.
Makna Dibalik Sulapa’ Eppa’ Lala Suji Bugis Makassar, http://kabarmakassar.com/posts/view/1611/makna-dibalik-sulapa-eppa-lawa-suji-bugis-makassar.html, diakses tanggal 1 Maret 2021.
Abd. Hayyi (Tokoh Adat Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe). Wawancara, Sulawesi Tenggara, Desember 2, 2020.
Adnan, Moh. Mus’id, “Tradisi Kawin Boyong dalam Perkawinan Adat Masyarakat Gesikan (Studi Kasus di Desa Gesikan Kec. Grabangan, Kab. Tuban), (Skripsi--Universitas Negeri Malang, 2008).
Hasta (Tokoh Masyarakat Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe). Wawancara, Sulawesi Tenggara, 02 Desember 2020.
Halim, Aridiah. “Tradisi Mappacci dalam Proses Pernikahan Masyarakat Bugis Perspektif Al-‘Urf (Studi di desa Sengengpalie, Kec Lappariaja, Kab Watampone, Sulawesi Selatan). (Skripsi--Fakultas Syaraiah Universitas Islam Negeri Malang, 2018).
Rustan (Tokoh Agama Kelurahan Toronipa, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe). Wawancara. Sulawesi Tenggara, 02 Desember 2020.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Al-Hukama' : The Indonesian Journal of Islamic Family Law
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Licensing
© The Author(s). Published by Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Dan Hukum Uin Sunan Ampel Surabaya, Indonesia.
This is an Open Access article distributed under the terms of Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).