Isbat Nikah Poligami Ditinjau dari Maslahah mursalah Al-Shatiby

Studi SEMA Nomor 3 Tahun 2018

Authors

  • Muhammad Nasrulloh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  • M. Fauzan Zenrif UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  • R. Cecep Lukman Yasin UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DOI:

https://doi.org/10.15642/alqanun.2021.24.1.122-144

Abstract

The presence of SEMA Number 3 of 2018, which prohibits polygamy marriage, hurts women. This is because women do not have legal power over their marriages and cannot access the legal umbrella through the only way, namely the isbat of marriage. The logical consequence of this is that when their husbands neglect siri polygamous women, women undoubtedly have difficulty demanding their rights and difficulties in giving up their status. This study seeks to dissect the interests of polygamous siri women by considering aspects of their benefit. The study's focus is to answer how the position of polygamous marriage when juxtaposed with women's interests is still prohibited or allowed. The study carried out was a normative study with the maslahah mursalah Al-Shatiby as the analysis tool. The final hypothesis illustrates that it is precisely the prohibition of marriage to have an impact on women. This is because the maslahah of prohibiting marriage is assumptive, while the negativity of a woman whom her husband ignores is factual. Therefore, the prohibition of SEMA number 3 of 2018 must be re-read and studied more deeply in the interests of polygamous women in siri.

 

Abstrak: Hadirnya SEMA Nomor 3 tahun 2018 yang melarang isbat nikah poligami berdampak mudlarat atas perempuan. Pasalnya perempuan tidak memiliki kekuatan hukum atas pernikahannya dan tidak bisa mengakses payung hukum melalui satu-satunya jalan yakni isbat nikah. Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah ketika perempuan poligami siri diabaikan oleh suaminya, niscaya perempuan kesulitan menuntut haknya dan kesulitan pula melepaskan statusnya. Kajian ini berusaha membedah kepentingan perempuan poligami siri dengan mempertimbangkan aspek kemaslahatannya. Fokus kajian guna menjawab bagaimana kedudukan isbat nikah poligami jika disandingkan kepada kepentingan perempuan apakah tetap dilaranga atau diperbolehkan. Telaah yang dilakukan bersifat kajian normatif dengan maslahah mursalah Al-Shatiby sebagai pisau analisisnya. Hipotesa akhir menggambarkan bahwa justru pelarangan isbat nikah berdampak mudlarat kepada perempuan. Sebab maslahah pelarangan isbat nikah bersifat asumtif sedang kemudlaratan perempuan yang diabaikan suaminya bersifat faktual. Oleh karena itu pelarangan SEMA nomor 3 tahun 2018 harus dibaca ulang serta dikaji lebih dalam demi kepentingan perempuan yang dipoligami siri.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdissalam, Izzudin Bin. Al-Fawaid Fi Ikhtisar Al-Maqasid. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2004.

Al-Buti, Sa’id Ramadhan. Dlawabitul Maslahah. Beirut: Muassasutur Risalah, t.t.

Al-Ghazali. Al-Mustafa. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2009.

Al-Khadimi, Nurruddin. Al-Ijtihad Al-Maqasidi. Vol. 2, t.t.

Al-Subki. Raf’u Al-Hajib ’An Muhktasari Ibn Al-Hajib. Beirut: Dar Al-Fikr, 2004.

Al-Syatibi. Muwafakat Tahqiq Masyhur Salman. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2002.

Amudi. Al-Ihkam Fi Ushul Al-Ahkam. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2003.

Asyur, Tahir Bin. Maqasid Syari’ah. Tunisia: Muassasah Tunis, t.t.

Bustami, Rini Fitriani, and Siti Sahara. Memikirkan Kembali Problematika Perkawinan Poligami Secara Sirri. Sleman: DeePublish, 2002.

Fathudin, Syukri, and Vita Fitria. ‘Problematika Nikah Siri Dan Akibat Hukumnya Bagi Perempuan’. Jurnal Penelitian Humaniora 15, no. 1 (April 2010).

Gunawan, Edi. ‘Nikah Siri dan Akibat Hukumnya Menurut UU Perkawinan’. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah 11, no. 1 (19 December 2013): 12. https://doi.org/10.30984/as.v11i1.163.

Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.

Hermanto, Agus. ‘Islam Poligami Dan Perlindungan Kaum Perempuan’. Jurnal Kalam Studi Agama Dan Pemikiran 9, no. 1 (June 2015).

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. ‘Laporan Telaah Perkawinan Sirri Dan Dampaknya Di Provinsi Jawa Barat’, n.d.

Khoiriyah, Rihlatul. ‘Aspek Hukum Perlindungan Perempuan dan Anak Dalam Nikah Siri’. Sawwa: Jurnal Studi Gender 12, no. 3 (1 February 2018): 397. https://doi.org/10.21580/sa.v12i3.2094.

Malik, Arif Jamaluddin. ‘Kebenaran Dalam Ilmu Fiqh’. Al-Hukama’ 2, no. 2 (Desember 2012).

Mubarok, Nafi’. ‘Disparitas Putusan Hakim Dalam Kasus Nikah Siri’. AL-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam 6, no. 2 (Oktober 2016).

Mulia, Siti Musdah. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Oelangan, Meita Djohan. ‘Itsbat Nikah Dalam Hukum Islam Dan Perundang-Undangan Di Indonesia’. Pranata Hukum 8, no. 2 (2013).

Qarin, Samiah. Maslahah Mursalah Dlawabituha Wa Tatbiquha Fi Fiqh Al-Islam. Aljazair: Jam’iah Batinah, t.t.

Rifqi, Muhammad Jazil. ‘Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Nikah Siri’. Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran Pembaharuan Hukum Islam 23, no. 2 (Desember 2020).

Syamdan, Addin Daniar. ‘Aspek Hukum Perkawinan Siri Dan Akibat Hukumnya’. Notarius 12, no. 1 (2019).

Syatibi. I’tisham. Vol. 2. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, n.d.

Taimiyah, Ibnu. Majmu’ Fatawa. Vol. 10. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiah, 2003.

Yunus, Ahyuni. Hukum Perkawinan Dan Isbat Nikah. Makassar: Humanities Genius, 2020.

Downloads

Published

2021-06-07

How to Cite

Nasrulloh, Muhammad, M. Fauzan Zenrif, and R. Cecep Lukman Yasin. 2021. “Isbat Nikah Poligami Ditinjau Dari Maslahah Mursalah Al-Shatiby: Studi SEMA Nomor 3 Tahun 2018”. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 24 (1):122-44. https://doi.org/10.15642/alqanun.2021.24.1.122-144.