Implikasi Penerapan Syariat Islam pada Sektor Pariwisata di Kabupaten Simeulue

Authors

  • Tabsyir Masykar STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh
  • Triansyah Fisa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

DOI:

https://doi.org/10.15642/alqanun.2022.25.2.191-203

Abstract

Simeulue is an area that has developed a lot due to tourism. If tourism is well managed, it can positively impact the area's social, cultural and religious life. Its development will indeed affect the religious values in Simeulue either positively or negatively. Relevant agencies can play a significant role in the formation of tourism that helps protect the norm from erosion. Thus, sharia violations in that place will not occur. This research method uses interviews and a literature review to gain a deeper understanding of the topic. This is then combined with data from primary and secondary sources. Islamic law argues that there are several good aspects of Simeulue development. For example, it was found that it is suitable for tourism. This means that Aceh has the opportunity to become a religious tourism destination enjoyed by the community. The implementation of Islamic law in Simeulue is going well, and it's just that the government and society want to encourage its implementation . The Simeulue Regency Government is trying to be a role model for other provinces in implementing Islamic law in the tourism sector.

 

Abstrak: Simeulue merupakan daerah yang banyak berkembang karena pariwisata. Apabila pengelolaan pariwisata di suatu daerah tidak baik, maka dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan di daerah tersebut. Ada kemungkinan nilai-nilai agama di Simeulue akan berubah, jika tidak segera dibenahi. Instansi terkait yang berperan besar dalam pembentukan pariwisata dapat membantu menjaganya dari nilai-nilai agama yang mungkin berbenturan dengan kita. Dengan demikian, pelanggaran syariah di tempat tersebut tidak akan terjadi. Metode penelitian ini menggunakan wawancara dan kajian literatur untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik tersebut. Ini kemudian digabungkan dengan data dari sumber primer dan sekunder. Hukum Islam berpendapat bahwa ada beberapa aspek yang baik dari kondisi Simeulue. Misalnya, ditemukan bahwa itu bagus untuk pariwisata. Artinya, Aceh berpeluang menjadi tempat wisata religi yang dinikmati masyarakat. Pelaksanaan syariat Islam di Simeulue berjalan dengan baik, hanya saja pemerintah dan masyarakat ingin mendorong pelaksanaannya. Pemerintah Kabupaten Simeulue berusaha menjadi panutan bagi provinsi lain dalam hal penerapan syariat Islam di sektor pariwisata.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Devayan, Ampuh. Polemik Penerapan Syariat Islam di Aceh. Banda Aceh: Yayasan Insan Cita Madani, 2007.

DISBUDPAR, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. “Simeulue Punya Potensi Besar Homestay bagi Wisatawan.” Disbudpar, 9 Juli 2019. https://disbudpar.acehprov.go.id/.

Dzulkarnaini. Menelusuri Pelaksanaan Syariat Islam: Gagasan dan Pelaksanaan di Wilayah Timur Aceh. Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, 2011.

Fauzi. Hak Asasi Manusia dan Penerapan Syariat Islam di Aceh. Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh (NASA), 2017.

Gubernur Aceh. “Peraturan Gubernur NOMOR 131 TAHUN 2016.” Banda Aceh, 2016.

Helmi, Helmi, dan Achmad Nurmandi. “Dinamika Kelembagaan Dalam Pelekasana Otonomi Khusus Syariat Islam Di Aceh (Kajian Kelembagaan).” Journal of Governance and Public Policy 3, no. 2 (2016): 263–81. https://doi.org/10.18196/jgpp.2016.0059.

Humas Pemda Aceh. Aceh 40 Tahun: Derap Langkah Pembangunan 1959-1998/1999. Banda Aceh: Humas Banda Aceh, 2000.

Jauziyah, Ibn al-Qayyim al-. I‘lâm al-Muwaqqi‘în ‘an Rabb al-‘Alamîn. Beirut: Dâr al-Jil, 2013.

Jonsa, Alimas, Erly Hasyim, Abd Karim, dan Nanda Safangawan. “Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue Dalam Pemberdayaan Potensi Pariwisata.” Public Administration Journal of Research 1, no. 4 (2019).

Junaid, Ilham. “Analisis Data Kualitatif dalam Penelitian Pariwisata.” Nurnal Keprawisataan 10, no. 01 (2016): 59–74.

Martha, Evi, dan Sudarti Kresno. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016.

Medi, Ratna. “Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Potensi Pariwisata Buntu Burake di Kabupaten Tana Toraja.” Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 2018, 1–12.

Mubarok, Nafi’. “Implementasi Fiqh Jinayah dalam Qanun Nanggroe Aceh darussalam: Suatu Tinjauan Historis, Yuridis, Filosofis dan Sosiologis.” Al-Jinayah: Jurnal Hukum Pidana Islam 7, no. 2 (t.t.): Desember 2021.

Myaskur, dan Nurul Syalafiyah. “Positivisasi Syariat Islam di Aceh.” Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam 7, no. 1 (13 Januari 2021): 75–89. https://doi.org/10.55210/assyariah.v7i1.376.

Nizar, Muhammad, Mohd. Nur Syechalad, dan Eddy Gunawan. “Analisis Dampak Pemekaran Daerah Kabupaten/Kota Terhadap Pembangunan Manusia Di Provinsi Aceh.” Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik 5, no. November (2018): 134–50.

Purnomo, Agus. ISLAM MADURA ERA REFORMASI: Konstruksi Sosial Elite Politik tentang Perda Syariat. Yogyakarta: STAIN Press Ponorogo, t.t.

Sa’ada, Nur. “Tinjauan KUHP dan Fiqh Jinayahterhadap Zina dan Turunannya dalam QanunAceh Tahun 2009 tentang Hukum Jinayat.” Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 19, no. 1 (Juni 2016).

Salpina, Qonita Royani, Rusjdi Ali Muhammad, dan Yenny Sriwahyuni. “Kedudukan Memorandum Of Understanding (MoU) Helsinki Dalam Pembentukan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.” Petita : Jurnal Kajian Ilmu Hukum dan Syariah 3, no. 1 (2018). https://doi.org/10.22373/petita.v3i1.4015.

Takari, Muhammad. “BUDAYA MASYARAKAT MELAYU SUMATERA UTARA, ACEH, DAN SEMENANJUNG MALAYSIA: KERJASAMA PARIWISATA, SENI, DAN AGAMA Makalah pada Diskusi Panel Dialog Utara XI di Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam,” 2005.

Thohir, Umar Faruq. “Paradigma Hukum Islam; dari Klasik Menuju Kontemporer.” Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam 2, no. 2 (1 Juni 2016). https://doi.org/10.55210/assyariah.v2i2.248.

Yasa’ Abubakar, Al, dan M. Daud Yoesoef. “QANUN SEBAGAI PERATURAN PELAKSANAAN OTONOMI KHUSUS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM.” Jurnal Legislasi Indonesia 1, no. 3 (2004). https://doi.org/10.54629/jli.v1i3.277.

Yuslem, Nawir, Hafsah, dan Zakirun. “EFEKTIVITAS SANKSI QANUN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TINDAK PIDANA KHAMAR, MAISIR KHALLWAT, ZINA, DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT KOTA SUBULUSSALAM.” AT-TAFAHUM: Journal of Islamic Law 3, no. 1 (2019).

Downloads

Published

2022-12-20

How to Cite

Masykar, Tabsyir, and Triansyah Fisa. 2022. “Implikasi Penerapan Syariat Islam Pada Sektor Pariwisata Di Kabupaten Simeulue”. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 25 (2):191-203. https://doi.org/10.15642/alqanun.2022.25.2.191-203.