Peranan Maslahah Mursalah dan Maslahah Mulghah dalam Pembaruan Hukum Islam

Authors

  • Mohammad Sulthon UIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/alqanun.2022.25.1.59-70

Abstract

This research aims to understand the role of maslahah in Islamic law reform and the contribution of maslahah to state laws. Islamic law is always based on wisdom and 'illat, where maslahah ultimately ends, regarding individuals and society. Islamic law is meant to cover the areas of muamalah and worship. Maslahah, in principle, is to maintain the existence of benefits and goodness in Islamic law, not based on human desires. There are two groups regarding the permissibility of making maslahah mursalah to be used as a means of making a law. The first group is of the view that the use of maslahah mursalah as an argument in carrying out ijtihad is permissible. On the other hand, the second group believes that using maslahah mursalah as a legal argument in ijtihad is not admissible. Meanwhile, in using maslahah mulghah as a basis for establishing law, there are also differences. Some think it is permissible, and others believe otherwise. There is a difference of opinion regarding this matter because there is no particular argument.

 

Abstrak: Tujuan penelitian ini menjawab: (1) bagaimanakah peranan maslahah dalam pembaruan hukum Islam, dan (2) bagaimanakah kontribusi maslahah dalam hukum negara. Secara teoritik Hukum Islam senantiasa bertumpu pada hikmat dan ‘illat dimana muara ahirnya pada maslahah, baik mengenai individu maupun masyarakat. Hukum Islam dimaksud meliputi bidang muamalah dan ibadah. Maslahah pada prinsipnya yaitu menjaga eksistensi kemanfaatan dan kebaikan tetap ada pada hukum Islam, bukan berdasarkan keinginan manusia. Terdapat dua golongan tentang kebolehan menjadikan maslahah mursalah untuk dijadikan sarana membuat suatu hukum. Kelompok pertama berpandangan pemakaian maslahah mursalah untuk dijadikan dalil dalam melakukan ijtihad diperbolehkan. Sedangkan kelompok yang kedua berpandangan bahwa penggunaan maslahah mursalah untuk dijadikan dalil hukum dalam ijtihad adalah tidak diperbolehkan. Sementara itu dalam menggunakan maslahah mulghah sebagai landasan untuk menetapkan hukum juga terdapat perbedaan. Ada yang berpendapat boleh dan yang berpendapat sebaliknya. Adanya perbedaan pendapat mengenai hal tersebut karena tidak adanya dalil husus mengenai hal tersebut.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Ghazaly. al-Mustasfa min ‘Ilm al-Usul. Vol. 1. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1997.

Al-Shatiby. Al-Muwafaqat. Vol. 1. Mesir: Al-Maktabah al-Salafiyyah, t.t.

Al-Shaukany. Irshad al-Fuhul Ila Tahqiq al-Haq min ‘Ilm al-Usul. Surabaya: Maktabah Sa’ad bin Nabhan, t.t.

Al-Zuhayly, Wahbah. Usul al-Fiqh al-Islamy. Beirut: Dar al-Fikr al-Mu’asir, 1987.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Filsafat Hukum Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.

Darmawan. “Konsep Istihsan al-Shatiby dan Relevansinya dengan Pembaharuan Hukum Islam.” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 11, no. 2 (Desember 2008).

Djamil, Fathur Rahman. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Hasaballah, Ali. Usul al-Tashri’ al-Islamy. Kairo: Dar al-Ma’arif, t.t.

Holis, M. “Taqlid Dan Ijtihad Dalam Lintasan Sejarah Perkembangan Hukum Islam.” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 22, no. 1 (Juni 2020).

Ibn ’Abd al-Salam, ‘Izzuddin. Qawa’id al-Ahkam fi Masalih al-Anam. Vol. 1. Kairo: Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyyah, 1994.

Junaidy, Abdul Basith. “Menimbang Maslahah Sebagai Dasar Penetapan Hukum (Kajian terhadap Pemikiran Muhammad Abu Zahrah).” Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran Pembaharuan Hukum Islam 18, no. 2 (Desember2015).

Khallaf, ’Abd al- Wahhab. ‘Ilm Usu Fiqh. Dar al-Khuwayriyah, 1969.

Khindy, Mustafa Sa’id al-. ’Asr al-Ihtilaf fi al-Qawa’id al-Usul fi Ikhtilal al-Fadaha. Kairo: Muassasah al-Risalah, 1986.

Muzammil, Iffah. “Maslahah sebagai Sumber Hukum Islam Menurut Najm al-Din Al-Tufy.” Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran Pembaharuan Hukum Islam 13, no. 1 (Juni 2010).

Nabhan, Muhammad Faruq al-. al-Madkhal fi al-Tashri’ al-Islamy. Beirut: Dar al-Qalam, 1981.

Sha’ban, Zakky al-Din. Usul Fiqh al-Islamy. Mesir: Matba’ah Dar al-Ta’lif, t.t.

Supriyadi, Imam. “Relevansi Pemikiran Hukum Prof. Dr. Sjechul Hadi Permono, SH., MA. tentang Zakat.” Al-Qānūn 22, no. 2 (Desember 2019).

Yusdanni. Peranan Kepentingan Umum dalam Reaktualisasi Hukum: Kajian Konsep Hukum Islam Najm al-Din al-Thufi. Yogyakarta: UII Pers, 2000.

Yuslem, Naer. “Gagasan Hasan Turabi tentang Tajdid Ushul al-Fiqh.” Analytica Islamica 3, no. 1 (Mei 2001).

Zaid, Mustafa. al-Maslahah fi al-Tashri’ al-Islamy wa Najmuddin al-Tufy. Dar al-Fikr al-’Araby, 1964.

Zaprulhan. Rekontruksi Paradigma Maqashid al-Syariah. Yogyakarta: Ircisod, 2020.

Downloads

Published

2022-06-21

How to Cite

Sulthon, Mohammad. 2022. “Peranan Maslahah Mursalah Dan Maslahah Mulghah Dalam Pembaruan Hukum Islam”. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 25 (1):59-70. https://doi.org/10.15642/alqanun.2022.25.1.59-70.