Kedudukan Anak Yang Lahir ‎ Dari Nikah Tutup Malu Menurut Fikih Dan Kompilasi Hukum Islam

Authors

  • Makinuddin Makinuddin Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/alqanun.2014.17.2.270-284

Keywords:

Fikih, KHI, iqrar, istilhaq, ‘amm, al-maulud lah.

Abstract

Tidak ada perbedaan antara fikih dan kompilasi hukum Islam (KHI) di Indonesia dalam hal kebolehan seorang lelaki menikahi seorang wanita hamil dari hasil hubungan gelap (zina). Hanya saja, fikih membolehkan secara mutlak, baik dinikahi oleh lelaki yang telah menghamilinya atau bukan, sedangkan KHI membolehkan, namun  dengan syarat lelaki yang menikahinya adalah lelaki yang telah menghamilinya.

Selanjutnya, jika antara keduanya telah melakukan akad nikah, kemudian melahirkan seorang bayi, maka nasab bayi tersebut, menurut fikih, dapat dihubungkan  dengan orang tua lelakinya, jika bayi lahir setelah 6 bulan sejak akad nikah orang tuanya. Namun, jika bayi lahir kurang dari 6 bulan, maka nasab bayi tidak dapat dihubungkan dengan orang tua lelakinya. Sedangkan, menurut KHI, bayi yang lahir dari akad nikah tutup malu dapat dihubungkan nasabnya dengan orang tua lelakinya dengan tanpa syarat.

Sebenarnya, KHI ini lebih realistis dari pada fikih dalam menghubungkan nasab bayi (anak) dengan orang tua lelakinya (bapak) karena beberapa alasan: pertama, KHI hanya membolehkan perempuan hamil tersebut menikah dengan lelaki yang telah menghamilinya sehingga anak yang dilahirkan jelas berasal dari sperma bapaknya. Kedua, penetapan nasab anak dalam KHI dapat dilakukan dengan melalui iqrar atau istilhaq yang digunakan oleh Hanafiyah, tidak Syafi’iyah. Ketiga, penetapan nasab anak dalam KHI dapat dilakukan dengan memahami petunjuk ‘amm al Qur’an pada al-maulud lah yaitu qat’i (versi Hanafiyah). Di samping itu, dapat dipahami dari kandungan hadis tentang cerita Juraij.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2016-07-21

How to Cite

Makinuddin, Makinuddin. 2016. “Kedudukan Anak Yang Lahir ‎ Dari Nikah Tutup Malu Menurut Fikih Dan Kompilasi Hukum Islam”. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 17 (2):270-84. https://doi.org/10.15642/alqanun.2014.17.2.270-284.