Fenomena Pesta Pernikahan Adat Dayak di Tengah Keragaman Beragama

Authors

  • Husnun Nahdhiyyah IAIN Pontianak

DOI:

https://doi.org/10.15642/alhukama.2021.11.1.1-25

Keywords:

Wedding Party, religious leaders, Demong of Dayak.

Abstract

Legal marriages according to Islamic law are not necessarily legal according to Dayak customary law. The bride and groom must hold a traditional Dayak wedding ceremony in which there are things that are contrary to Islamic law, such as cutting pigs, wine and begendang party. This study is a qualitative research with symbolic interpretative approach using observation, interviews and documentation in the data collection. Primary data were directly obtained from interviews with religious leaders, Dayak traditional demons and Dayak indigenous people. There are three variants of the views of the Muslim Dayak community on the traditional Dayak Sungai Melayu Rayak wedding ceremony procession, namely: theological normative, sociological normative and sociological empirical. There are two categories and philosophical reasons for the preservation of the traditional wedding ceremony procession by the Dayak religious Leaders and Demong Dayak Adat Melayu Sungai Rayak, namely internal and external. Internal reasons include: the sacredness of marriage, the commitment of marriage, the practice of plurality in the family and the procession of the traditional wedding ceremony that is a culture that needs to be preserved and maintained because it can create inter-religious harmony. While external reasons include: avoiding the moral sanction that is not recognized, social sanctions are excluded, namely economic sanctions imposed fines and the last is controlling.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, Syamsul. Merambah Jalan Baru dalam Beragama. Yogyakarta : Bigraf. 2001.

Bakara, Lyudmito Karolina Marito. Efriani. Dkk. “Perkawinan Campur Antara Etnis Batak- Dayak di kalimantan Barat”. Etnoreflika: Jurnal Sosial dan Budaya. Vol. 9. No.1 Juni, 2020.

Cu’ana, Nana. “Perkawinan Menurut Hukum Adat Pada Suku Dayak di Desa Kumpang Kecamatan Toho kabupaten Pontianak”. (Tesis--Universitas Diponegoro, Semarang, 2006).

Denggol, V. Heronimus. Hukum Adat Dayak Pesaguan (Adat Jalan Jamban Titi, Adat Krosik Mula Tumbuh Tanah Mula Menjadi Hidup Dikondong Adat Mati Dikondong Tanah). Ketapang: tp. tt.

Febriansyah. Katalog BPS 1102001.6106.052 Kecamatan Sungai Melayu Rayak dalam Angka 2016. Ketapang: BPS. 2016.

Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama. Bandung: CV. Mandar Maju. 2007.

Jannah, Zahrotul. Penetuan Palaku pada Perkawinan Suku Dayak dan Suku Jawa Perspektif Pluralisme Agama. (Tesis--UIN Malang, 2019).

Kementrian Agama Republik Indonesia. Mushaf al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung:Jabal Raudhoh al-Jannah. 2010.

Liliweri, Alo. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.

__________. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media. 2014.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet II; Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2006.

Munawar (al), Said Agil Husin. Fiqih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press. 2003.

Nawawi (al), Imam Muhyiddin. Syarah Shahih Muslim. Juz. IX. Cet.XIV; Beirut-Libanon: Darul Ma’rifah. 2007.

Nazir, Metode Penelitian. Bogor: ghalia Indonesia. 2011.

Pide, A Suriyaman Mustari. Hukum Adat Dahulu, Kini dan Akan Datang. Cet.II; Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.

Raho, Bernard. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007.

Ramsis. “Perubahan Proses Perkawinan masyarakat Adat Dayak Lundayeh Mentarang di Desa Pelita Kanaan Kecamatan Malinau Kabupaten Malinau”. Jurnal Sosiatri-Sosiologi, Vol.3 No.2. Maret, 2015.

Salomo, Thamrin dan Utuyama Hermansyah, “Perkawinan Adat Suku Dayak Ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas”. Jurnal. Vo.1 No.1. Juni. 2014.

Sriyana dan Hiskiya. “Makna Simbolik Perkawinan Adat Dayak Ngaju di Kota Palangkaraya”. Jurnal Anterior. Vol.20. Issue 1. Desember, 2020.

Sulastriyono, Eva Astrilies. Pelaksanaan Sistem Perkawinan dan Pewarisan Adat Pada Masyarakat Suku Dayak Kanayant Kecamatan Kuala Behe Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat. (Tesis--Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2014).

Suprayogo Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003.

Syam, Nur. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LkiS. 2007.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta:Prenada Media. 2006.

Tihami dan Sohari. Fikih Munakahat. Serang: Rajawali Pers. 2008.

Wardhani, Agnesia. Pemaknaan Ritual Pernikahan Adat Dayak Tomun (Kajian Etnografi Komunikasi pada Rangkaian Upacara Pernikahan “Bujang Babini Dara Balaki” Pada Masyarakat Dayak Tomun)”. (Skripsi--Universitas Multimedia Nusantara, 2015.

Wiwik, Noviana. “Komunikasi Masyarakat Dayak Ngaju dalam Upacara Perkawinan (Studi Kasus Proses Komunikasi Budaya Dalam Upacara Perkawinan Adat Dayak Ngaju di Kotamadya Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah)”(Tesis—UNS, 2008).

Yamin, Moh. dan Vivi Aulia. Meretas Pendidikan Toleransi Pluralisme dan Multikulturalisme Sebuah Keniscayaan Peradaban. Malang: Madani Media. 2011.

Downloads

Published

2021-06-20

How to Cite

Nahdhiyyah, H. (2021). Fenomena Pesta Pernikahan Adat Dayak di Tengah Keragaman Beragama. AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law, 11(1), 1–25. https://doi.org/10.15642/alhukama.2021.11.1.1-25

Issue

Section

Articles