Perkawinan Beda Agama Perspektif Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah

Authors

  • Mifatakhul Bil Ibad Malang

DOI:

https://doi.org/10.15642/alhukama.2019.9.1.195-230

Keywords:

Interfaith marriages, Muhammadiyyah, Indonesian Ulema Council.

Abstract

This article discusses interfaith marriage law according to the fatwa of the Indonesian Ulema Council and Muhammadiyah. According to the MUI’s fatwa, interfaith marriages are unlawful with the proposition of chapter of al-Baqarah verse 221. While Muhammadiyah believes interfaith marriages are permissible on the basis of al-Maidah verse 5. MUI forbids interfaith marriages because it can lead to conflicts between Muslims and cause unrest in the community. Muhammadiyah allows interfaith marriages because in Islamic history it is known that the Prophet Muhammad was married to a Christian woman from Egypt, namely Maria al-Qibthiyyah. Some of the Companions of the Prophet also married the women of the Book. MUI equates ahlu al-Kitab (Nashrani and Jewish) including the category of polytheists, while Muhammadiyah considers that women from ahlu al-Kitab does not include polytheists as stated in chapter al-Baqarah verse 221. This is because according to Muhammadiyah there are many verses that distinguish between ahlu al-Kitab and polytheism by considering the linguistic analysis in chapter al-Baqarah verse 105 and al-Bayyinah verse 1.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Wahbah az-Zuhaili. Fiqh Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2011.
Muhammad Azhar. Posmodernisme Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. 2005.
Desri Ari Enghariano dan Amaruddin Asra.“Pernikahan Beda Agama Menurut Rasyid Ridha dan Al-Maraghi.Jurnal Syahadah. Vol. V, No. 1. April, 2017.
Fathurrahman Djamil. Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah. Jakarta: Logos Publishing House. 1995.
A Djazuli. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Prenadamedia Group.2016.
Neng Djubaidah. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak dicatat. Jakarta: Sinar Grafika. 2010.
Ernawati.“Studi Komparatif Metode Istinbat Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia tentang Hukum BPJS Kesehatan”.Skripsi—UIN Walisongo, Semarang. 2018.
F. Hamsah Dasar Pemikiran Islam Berkemajuan Muhammadiyah 1912-1923. Makassar: UIN Alauddin Makassar. 2016.
Abdul Rahman Ghozali. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2010.
Hambali, Hamdan. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta: PT. Surya Sarana Utama. 2007.
Muhammad Khaeruddin Hamsin. “Perkawinan Beda Agama dalam Tinjauan Syari’ah dan Hukum Positif (Menyoal Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974)”.Jurnal Tarjih, Volume 12 No. 2, 1436 H/2014 M.
Sofia Hardani. “Analisis tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan menurut Perundang-Undangan di Indonesia”.An-Nida’: Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 40, No. 2. Juli-Agustus. 2015.
Heri Fadli Wahyudi dan Fajar.“Metode Ijtihad Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Aplikasinya dalam Fatwa”.Cakrawala: Jurnal Studi Islam, Vol. 13, No. 2. 2018.
Dedi Irawan. “Pernikahan Beda Agama dalam Al-Qur’an (Analisis Penafsiran Al-Maraghi atas QS. Al-Baqarah: 221 dan QS. Al-Maidah: 5)”. Skripsi--Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2011.
Iffatul Umniati Ismail. “Telaah Kritis Metodologi Istinbath MUI (Studi Kasus Fatwa tentang Golput)”. Jurnal Media Syariah, Vol. XIII No. 1, Januari – Juni, 2011,.74.
Kamto.“Perkawinan Masyarakat Samin dalam Perpektif Sosiologis dan Teologis”.Jurnal Studi Hukum Islam. Vol. 3, No. 2. Juli-Desember. 2016.
Helmi Karim. KonsepIjtihad Majelis Ulama Indonesia dalam Pengembangan Hukum Islam.Pekanbaru: Susqan Press, 1994.
Ma’ruf Amin dkk. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2011.
Muhammad Kholis. “Studi Komparatif Metode Ijtihad Majelis Tarjih Dan Tajdid Muhammadiyah dan Lembaga Bahtsul Masail Nahdatul Ulama Mengenai Hukum Aborsi”.Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya. 2015.
Abdul Majid Khon. Fiqh Munakahat. Jakarta: Amzah. 2011.
Noeng Muhadjir. Metode Penelitian. Jakarta: Rake Sarasin. 1989.
Muhammad Taufiq dan Anis Tyas Kuncoro. “Pasuwitan Sebagai Legalitas Perkawinan: Telaah Hukum Islam terhadap Perkawinan Suku Samin di Kabupaten Pati”.Jurnal Ulul Albab. Vol. 1, No. 2. April. 2018.
Mulyono Jamal dan Muhammad Abdul Aziz, “Metodologis Istinbath Muhammadiyah dan NU: Kajian Perbandingan Majelis Tarjih dan Lajnah Batsul Masail”. Jurnal Analisis, Volume 7 Nomor 2, .Sya’ban, 1434/ 2013.
Nasrullah.“Majelis Ulama Indonesia (MUI); Studi atas Penggunaan Metodologi Qiyas sebagai Upaya Penetapan Hukum Islam di Indonesia”. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman. Vol. 16, No. 2, Juli – Desember, 2017.
Ratna Jati Ningsih. “Perkawinan Beda Agama (Studi Analisis Pemikiran Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah)”. Skripsi--IAIN Surakarta. 2012.
Indra Nurfiati. “Kedudukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Ketatanegaraan Indonesia Ditinjau dari Perspektif Fiqh Siyasah”.Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016.
Gandhung Fajar Panjalu. “Implementasi Teori Masalah Dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah”, Gandhung Fajar Panjalu, “Implementasi Teori Masalah Dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah”, Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya. 2016.
A. Suriyaman Mustari Pide. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang, Jakarta: Kencana. 2017.
Yedi Purwanto. “Kawin Beda Agama dan Perlindungan Ham : Studi Kritis atas Undang-Undang Pernikahan Nomor 1 Tahun 1974 dan Undang-Undang Dasar 1945”.Jurnal, Asy-Syari‘ah. Vol. 16, No. 3. Desember. 2014.
Yusuf Qardhawi. Fatwa-Fatwa Mutakhir, Jakarta: Al-Hamidiy. 1996.
Dede Rihana. “Pernikahan Beda Agama Prespektif Al-Qur’an (Kajian Sosio-Historis Terhadap QS. Al-Mumtahanah/60: 10)”. Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2017.
Idris Ramulyo. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.
Ruslan.“Studi atas Penafsiran Al-Qurtuby terhadap Ayat-Ayat tentang Nikah Beda Agama dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an”.Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakata. 2009.
Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Yogyakarta: Liberty. 2007.
Subekti. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, UUPA dan UU Perkawinan, Jakarta: Pradniya Paramita. 2004.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2016.
M. Joko Subiyanto. “Fikih Pernikahan Lintas Agama (Studi Terhadap Pemikiran Hukum Wahbah Az-Zu?ail? Tentang Perempuan Ahl Al-Kitab)”.Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakata.2012.
Amir Syarifuddin. Hukum Perkawinan di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana. 2009.
M. A. Tihani,. Fikih Munakahat. Jakarta: Rajawai Pers. 2010.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 29 Ayat (2).
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Wasman dan Wadah Nuroniyah.Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Teras. 2011.

Downloads

Published

2019-06-03

How to Cite

Ibad, M. B. (2019). Perkawinan Beda Agama Perspektif Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah. AL-HUKAMA: The Indonesian Journal of Islamic Family Law, 9(1), 195–230. https://doi.org/10.15642/alhukama.2019.9.1.195-230

Issue

Section

Articles