Perceraian di Pengadilan Agama Kraksaan Probolinggo

Authors

  • Fransiska Putri Utami uin sunan ampel surabaya
  • Ike Dhea Puspitai Sar UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Indatul Amalia UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Ita Marifatul Fauziyah UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Syamsuri . UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Taufiqurrochman . Pengadilan Agama Kraksaan Probolinggo

DOI:

https://doi.org/10.15642/mal.v1i1.9

Keywords:

Divorce, Religious Court, Economic

Abstract

Abstract:Marriage is a legal aspect and involves legal action. Everyone wants the family to be happy and live, But in the community around a husband and wife who are not harmonious in the household, they take steps to divorce. The divorce is done through the District Court for Indonesian citizens who are non-Muslim and through the Religious Courts for Muslim Indonesian citizens. This research was conducted at the Kraksaan Probolinggo Religious Court. This study uses normative juridical methods or legal norms that apply in the State of Indonesia. The results showed that the factors causing the high divorce due to lack of harmony in the household were caused mainly by economic problems such as the husband's lack of monthly spending money to his wife. The Religious Courts more widely accept divorce claims than other cases. The religious court examines the application for divorce and divorce, which is intended by the parties requesting divorce by fulfilling the requirements stipulated in the law.

Key words: divorce, Religious Courts, Kraksaan.

Abstrak: Perkawinan merupakan aspek hukum dan menyangkut perbuatan hukum. Setiap orang pasti menginginkan agar keluarganya bahagia dan langgeng, tetapi dalam fakta yang ada di masyarakat terdapat beberapa pasangan suami istri yang tidak harmonis dalam rumah tangga, sehingga mengambil langkah untuk mengakhiri perkawinan mereka yang disebut perceraian. Perceraian dapat dilakukan melalui Pengadilan Negeri bagi warga negara Indonesia yang beragama non Islam, dan melalui Pengadilan Agama bagi warga negara Indonesia yang beragama Islam. Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama Kraksaan Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif atau norma-norma hukum yang berlaku di Negara Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab tingginya perceraian karena tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga yang kebanyakan disebabkan oleh masalah ekonomi seperti kurangnya uang belanja bulanan yang diberikan suami kepada istrinya. Perkara cerai gugat lebih banyak diterima oleh Pengadilan Agama Kraksaan dibandingkan perkara-perkara yang lainnya. Pengadilan agama memeriksa permohonan cerai gugat maupun cerai talak yang dimaksudkan oleh pihak-pihak yang memohon cerai dengan memenuhi persyaratan yang diatur dalam undang-undang.

Kata Kunci: Perceraian, Pengadilan Agama Kraksaan.

Downloads

Published

2020-02-02

How to Cite

Utami, F. P., Sar, I. D. P., Amalia, . I., Fauziyah, I. M., ., S., & ., T. (2020). Perceraian di Pengadilan Agama Kraksaan Probolinggo. Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah Dan Hukum, 1(1), 43–52. https://doi.org/10.15642/mal.v1i1.9

Issue

Section

Articles